
OLIMPIADE PARALYMPIC
YosukeNews - Pesta Olimpiade Tokyo 2020 memang sudah berakhir dan negara kita juga ikut merasakan kegembiraan karna prestasi yang telah dicapai oleh para atletnya. Kemeriahan penyambutan rombongan atlet juga sudah berlalu, ada beberapa atlet yang meraih medali diantaranya ada peraih medali perunggu tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting (bulu tangkis), Nurul Akmal, Rahmat Erwin Abdullah (angkat besi), Alvin Tehupeiory, Lalu Muhammad Zohri (atletik), dan Vidya Rafika (menembak) dan peraih medali emas Greysia/Apriyani.
Belum lama berselang kita juga dibuat bangga oleh Leani Ratri Oktila yang melambungkan nama Indonesia di pentas Paralimpiade Tokyo 2020. Ratri menyabet tiga medali cabang bulutangkis di kejuaraan itu - dua medali emas dari ganda campuran dan ganda putri serta satu medali perak dari tunggal putri. Berbicara Paralimpiade/Paralympic, sobat semua pada kenal apa belum ya...
Paralympic merupakan olimpiade untuk para penyandang difabel yang sudah lama digelar. Kata “Paralympic” berasal bahasa Yunani. Yaitu “para” yang berarti di samping, sedangkan kata “lympic” diambil dari kata Olimpiade. Hal terebut menunjukkan bahwa Paralympics merupakan permainan paralel untuk ajang Olimpiade, sehingga terlihat bahwa kedua gelaran acara tersebut saling berdampingan.
Klub olahraga pertama untuk tuna rungu telah ada sejak tahun 1888 di Berlin. Akan tetapi justru setelah Perang Dunia II baru diperkenalkan. Hal tersebut bertujuan untuk membantu para veteran-veteran perang serta warga sipil yang terluka semasa perang. Atas izin pemerintah Inggris, Dr. Ludwig Guttmann membuka pusat cidera tulang belakang pada tahun 1944 di Rumah Sakit Stoke Mandeville, Inggris. Pada saat itu olahraga yang digunakan sebagai rehabilitasi berkembang menjadi olahraga rekreasi, hingga akhirnya menjadi sebuah kompetisi.
Dr. Guttmann pertama kali menyelenggarakan kompetisi bagi para atlet berkursi roda yang ia namakan sebagai Stoke Mandeville Games, bertepatan dengan Upacara Pembukaan Olimpiade London pada 29 Juli 1948. Saat itulah tonggak sejarah Paralimpiade dimulai. Enam belas prajurit dan wanita yang terluka dilibatkan dan ikut serta dalam kompetisi memanah. Stoke Mandeville Games kemudian menjadi Paralympic Games. Pada tahun 1960 acara tersebut diadakan pertama kali di Roma dengan melibatkan 400 atlet dari 23 negara. Sejak saat itu acara tersebut digelar setiap empat tahun sekali. Setiap pergelaran Olimpiade berakhir, pasti akan langsung disusul pergelaran Paraliympic.
Dengan diadakannya pergelaran Paralympic, kita dapat melihat bahwa kaum difabel juga dapat menorehkan prestasi. Keterbatasan bukan lagi menjadi penghalang untuk berkarya dan meraih mimpi. Diharapkan kita pun memiliki semangat juang sebesar saudara-saudara kita untuk berkarya dan berprestasi secara berdampingan.